rumah milik Insirani di Desa Sungai Purun Kecil
MEMPAWAH
NEWS
– Insirani (55), warga RT 21/RW 10, Desa Sui Purun Kecil, Kecamatan Sungai Pinyuh
sudah puluhan tahun hidup dengan segala keterbatasanya. Rumah yang ditempati
perempuan mualaf ini kondisinya tak layak huni. Jangankan fasilitas dan perabot
rumah tangga, WC pun tak punya.
Dia menceritakan, rumah berukurang 6x4 meter
yang ditempatinya bersama seorang cucu itu hanya memiliki 1 ruang tamu, 1 kamar
dan dapur. Bahkan, rumah tersebu tidak memiliki WC untuk buang air besar dan
kecil.
“Dapur saya bangun sendiri dengan kondisi
lantai yang rusak parah. Kalau WC sejak awal memang tidak punya. Kalau mau
buang air harus menumpang kerumah adik,” terang perempuan yang bekerja sebagai
buruh tani itu, Jumat 1 Maret 2024 ditemui dikediamannya.
Iin mengenang dulunya rumah yang ditempatinya dalam kondisi baik. Namun,
belakangan rumah tersebut mengalami kerusakan akibat kerap kali terendam banjir
setinggi lutut didalam rumah.
“Setiap kali banjir, saya harus mengungsi
kerumah adik. Karena, tidak bisa bertahan didalam rumah penuh air setinggi
lutut,” ujarnya.
Jauh dilubuk hatinya, Iin berhasrat bisa
merenovasi rumah tersebut agar memiliki tempat tinggal lebih layak huni. Namun,
keterbatasan ekonomi membuatnya harus mengubur dalam-dalam impian tersebut.
“Saya hanya bekerja sebagai buruh tani dengan
gaji Rp 75 ribu per hari. Itupun tak menentu, kadang menganggur karena tidak
ada yang mengajak bekerja di ladang,” sebutnya.
Lebih jauh, Iin mengaku sangat khawatir
dengan kondisi rumahnya. Sebab, hampir seluruh pondasi rumah mengalami
kerusakan. Jika hujan, air kerap kali masuk ke dalam rumah hingga menyebabkan
barang-barang miliknya basah.
“Lebih parah lagi kalau angin kencang. Rumah ini
terasa bergoyang mau roboh ditiup angin. Biasanya, saya harus mengungsi kerumah
adik karena takut tertimpa rumah roboh,” pungkasnya.