-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan


Derita Ratna Tempati Rumah Tak Layak, BAZNAS Mempawah Salurkan Bantuan RTLH

23 Februari 2024 | 8:48 PM WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-23T13:52:44Z

 

Ketua BAZNAS foto  didepan rumah Ibu Ratna yang mendapatkan bantuan RTLH

MEMPAWAH NEWS – Kesulitan hidup  Ratna (53), warga Jalan Nelayan RT 01/RW 01, Desa Sungai Burung, Kecamatan Segedong yang sejak puluhan tahun menempati Rumah Tak Layak Huni (RTLH), mendapatkan respon positif dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Mempawah. BAZNAS menyalurkan bantuan program RTLH.

 

Bantuan berupa material bangunan dengan total nilai Rp 12,5 juta itu diserahkan oleh Ketua BAZNAS Kabupaten Mempawah, Ustaz Marzuki Kadri kepada Ibu Ratna, Kamis 22 Februari sore dikediamannya di Desa Sungai Burung.

 

Marzuki menjelaskan, pada dasarnya BAZNAS memiliki banyak program bantuan. Terutama menyangkut 8 asnaf penerima zakat, infaq dan shadaqah sesuai syariat yang ditetapkan dalam agama Islam.

 

“Kita juga memiliki program kemanusiaan, kesehatan, pendidikan dan ekonomi serta dakwah. Kaitan dengan bantuan untuk Ibu Ratna ini, masuk dalam kategori bantuan program RTLH,” terang Marzuki yang  dalam kesempatan itu didampingi Penggiat Sosial, Khairani.

 

Hanya saja, Marzuki mengakui BAZNAS dengan segala keterbatasan anggarannya hanya mampu menyediakan dana untuk pembangunan rumah dengan ukuran sekitar 4x6 meter persegi.

 

“BAZNAS berbeda dengan Dinas Perkim dalam hal penganggaran. Maka, kita hanya menganggarkan untuk pembangunan rumah 4x6 meter dengan biaya Rp 12,5 juta. Tapi, Insya Allah nanti ada tambahan bantuan kemitraan dari Bung Ranie dan kawan-kawan untuk merealisasikan rumah layak huni untuk Ibu Ratna,” harapnya.

 

Terkait bantuan tersebut, Marzuki menambahkan, ada beberapa persyaratan administrasi yang harus dipenuhi penerima manfaat. Yakni, menyiapkan anggaran pembiayaan pembangunan, foto copy KTP, KK dan surat keterangan tanah (SKT).

 

“Kita juga ada target pembangunan. Mudah-mudahan dalam 3 bulan kedepan, pembangunan rumah untuk Ibu Ratna sudah rampung,” tuturnya.

 

Buka Donasi

 

Ditempat yang sama, Penggiat Sosial, Khairani mengatakan dia dan rekan-rekan berencana membuka donasi untuk membantu realisasi pembangunan rumah layak huni untuk Ibu Ratna. Sebab, diakuinya bantuan yang disalurkan BAZNAS belum bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan pembangunan.

 

“Rencananya, kita akan membuka donasi untuk Ibu Ratna. Jadi, kawan-kawan yang memiliki kelebihan rezeki dan tertarik untuk berbagi bersama Ibu Ratna bisa menghubungi media sosial facebook Bung Ranie,” katanya.

 

Pria yang akrab disapa Bung Ranie itu berharap bantuan untuk Ibu Ratna dapat segera mengalir sehingga secepatnya bisa direalisasikan untuk mendukung pembangunan rumah layak huni.

 

“Mudah-mudahan donasi yang kita buka bisa menarik simpatik para donatur untuk memberikan sumbangsihnya membantu Ibu Ratna agar bisa memiliki rumah yang lebih layak huni,” pungkasnya.

 

Sebelumnya, Ratna (53), warga Jalan Nelayan RT 01/RW 01, Desa Sungai Burung, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah berprofesi sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) sejak puluhan tahun lalu menempat rumah tak layak huni.

 

Ratna yang bermukim bersama seorang anak perempuannya menempati rumah dengan kondisi sangat memprihatinkan. Salah satu ruangan yang rusak parah adalah bagian dapur yang tak memiliki atap. Sehingga, jika turun hujan maka Ratna dan anaknya harus basah tersiram air hujan.

 

Ratna menceritakan kondisi rumahnya sangat memprihatinkan. Jika turun hujan, maka dirinya harus basah. Mengingat, bagian dapur rumah tersebut sudah tak memiliki atap karena roboh.

 

“Kalau turun hujan, maka kami akan basah dan kehujanan. Sebab, di dapur sudah tidak ada atapnya. Begitupun kalau angin kencang, rumah ini terasa berguncang. Dan saya hanya bisa berdoa kepada Allah, agar kami diselamatkan dari marabahaya,” lirihnya.

 

Tak hanya hujan dan angin kencang, sambung Ratna, dirinya juga kerap kebanjiran. Jika terjadi banjir, maka seluruh bagian rumah akan terendam dengan ketinggian air cukup tinggi hingga mengganggu aktivitasnya.

 

“Kalau sudah banjir, maka kita tidak bisa beraktivitas apapun mengingat seluruh bagian rumah terendam air. Kami hanya bisa berdiam diri menunggu banjir surut barulah bisa beraktivitas,” timpalnya.

 

Rumah yang ditempat Ratna dan anaknya juga tidak memiliki WC. Sehingga, Ratna dan anaknya harus menumpang ke rumah tetangga untuk buang air kecil dan besar.

 

“Tidak ada WC, biasanya kami menumpang kerumah tetangga,” imbuhnya.

 

×
Berita Terbaru Update