Ketua BAZNAS foto didepan rumah Ibu Ratna yang mendapatkan bantuan RTLH |
MEMPAWAH
NEWS
– Kesulitan hidup Ratna (53), warga
Jalan Nelayan RT 01/RW 01, Desa Sungai Burung, Kecamatan Segedong yang sejak
puluhan tahun menempati Rumah Tak Layak Huni (RTLH), mendapatkan respon positif
dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Mempawah. BAZNAS menyalurkan
bantuan program RTLH.
Bantuan berupa material bangunan dengan total
nilai Rp 12,5 juta itu diserahkan oleh Ketua BAZNAS Kabupaten Mempawah, Ustaz
Marzuki Kadri kepada Ibu Ratna, Kamis 22 Februari sore dikediamannya di Desa
Sungai Burung.
Marzuki menjelaskan, pada dasarnya BAZNAS
memiliki banyak program bantuan. Terutama menyangkut 8 asnaf penerima zakat,
infaq dan shadaqah sesuai syariat yang ditetapkan dalam agama Islam.
“Kita juga memiliki program kemanusiaan,
kesehatan, pendidikan dan ekonomi serta dakwah. Kaitan dengan bantuan untuk Ibu
Ratna ini, masuk dalam kategori bantuan program RTLH,” terang Marzuki yang dalam kesempatan itu didampingi Penggiat
Sosial, Khairani.
Hanya saja, Marzuki mengakui BAZNAS dengan
segala keterbatasan anggarannya hanya mampu menyediakan dana untuk pembangunan rumah
dengan ukuran sekitar 4x6 meter persegi.
“BAZNAS berbeda dengan Dinas Perkim dalam hal
penganggaran. Maka, kita hanya menganggarkan untuk pembangunan rumah 4x6 meter
dengan biaya Rp 12,5 juta. Tapi, Insya Allah nanti ada tambahan bantuan
kemitraan dari Bung Ranie dan kawan-kawan untuk merealisasikan rumah layak huni
untuk Ibu Ratna,” harapnya.
Terkait bantuan tersebut, Marzuki
menambahkan, ada beberapa persyaratan administrasi yang harus dipenuhi penerima
manfaat. Yakni, menyiapkan anggaran pembiayaan pembangunan, foto copy KTP, KK
dan surat keterangan tanah (SKT).
“Kita juga ada target pembangunan.
Mudah-mudahan dalam 3 bulan kedepan, pembangunan rumah untuk Ibu Ratna sudah
rampung,” tuturnya.
Buka
Donasi
Ditempat yang sama, Penggiat Sosial, Khairani
mengatakan dia dan rekan-rekan berencana membuka donasi untuk membantu
realisasi pembangunan rumah layak huni untuk Ibu Ratna. Sebab, diakuinya
bantuan yang disalurkan BAZNAS belum bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan
pembangunan.
“Rencananya, kita akan membuka donasi untuk
Ibu Ratna. Jadi, kawan-kawan yang memiliki kelebihan rezeki dan tertarik untuk
berbagi bersama Ibu Ratna bisa menghubungi media sosial facebook Bung Ranie,”
katanya.
Pria yang akrab disapa Bung Ranie itu
berharap bantuan untuk Ibu Ratna dapat segera mengalir sehingga secepatnya bisa
direalisasikan untuk mendukung pembangunan rumah layak huni.
“Mudah-mudahan donasi yang kita buka bisa
menarik simpatik para donatur untuk memberikan sumbangsihnya membantu Ibu Ratna
agar bisa memiliki rumah yang lebih layak huni,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ratna (53), warga Jalan Nelayan
RT 01/RW 01, Desa Sungai Burung, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah berprofesi
sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) sejak puluhan tahun lalu menempat rumah tak
layak huni.
Ratna yang bermukim bersama seorang anak
perempuannya menempati rumah dengan kondisi sangat memprihatinkan. Salah satu
ruangan yang rusak parah adalah bagian dapur yang tak memiliki atap. Sehingga,
jika turun hujan maka Ratna dan anaknya harus basah tersiram air hujan.
Ratna menceritakan kondisi rumahnya sangat
memprihatinkan. Jika turun hujan, maka dirinya harus basah. Mengingat, bagian
dapur rumah tersebut sudah tak memiliki atap karena roboh.
“Kalau turun hujan, maka kami akan basah dan
kehujanan. Sebab, di dapur sudah tidak ada atapnya. Begitupun kalau angin
kencang, rumah ini terasa berguncang. Dan saya hanya bisa berdoa kepada Allah,
agar kami diselamatkan dari marabahaya,” lirihnya.
Tak hanya hujan dan angin kencang, sambung
Ratna, dirinya juga kerap kebanjiran. Jika terjadi banjir, maka seluruh bagian
rumah akan terendam dengan ketinggian air cukup tinggi hingga mengganggu
aktivitasnya.
“Kalau sudah banjir, maka kita tidak bisa
beraktivitas apapun mengingat seluruh bagian rumah terendam air. Kami hanya bisa
berdiam diri menunggu banjir surut barulah bisa beraktivitas,” timpalnya.
Rumah yang ditempat Ratna dan anaknya juga
tidak memiliki WC. Sehingga, Ratna dan anaknya harus menumpang ke rumah
tetangga untuk buang air kecil dan besar.
“Tidak ada WC, biasanya kami menumpang
kerumah tetangga,” imbuhnya.