-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan



Taman Madu Kelulut di Mempawah Jadi Wisata Edukasi dan Bernilai Ekonomi

05 Januari 2024 | 8:10 AM WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-05T01:10:03Z

penampakan taman madu kelulut mangrove di MMP

 

MEMPAWAH NEWS –Mempawah Mangrove Park (MMP) sedang mengembangkan Taman Madu Kelulut Mangrove. Disamping sebagai wisata edukasi, keberadaan taman madu kelulut tersebut juga bernilai ekonomi tinggi.

 

Taman madu kelulut mangrove di MMP di Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir diresmikan oleh Sekda Mempawah, Drs H Ismail pada Kamis 28 Desember lalu.

 

Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC), Raja Fajar Azansyah mengungkapkan inspirasi pengembangan madu kelulut mangrove tersebut berawal dari berbagai bacaan dan informasi yang diperolehnya tentang hutan mangrove.

 

“Dari berbagai buku yang kami baca, ternyata hutan mangrove juga potensi menjadi lokasi budidaya kelulut sekaligus menjadi wadah edukasi. Nah, dari situlah muncul ide untuk membangun taman madu kelulut mangrove di MMP ini,” ungkap Fajar, Kamis 4 Januari 2024.

 

Menurut Fajar yang juga Staf Ahli Bupati Mempawah itu, pengembangan taman madu kelulut di MMP memiliki nilai wisata edukasi baru bagi pengunjung. Diharapkan pengunjung dapat mempelajari berbagai hal berkaitan dengan madu kelulut dan hutan mangrove.

 

“Taman madu kelulut tersebut nantinya juga akan berproduksi dan bisa kita jadikan souvenir khas dari MMP. Sehingga, setiap pengunjung MMP dapat membawa pulang madu kelulut mangrove,” harapnya.

 

Fajar menilai, pengelolaan madu kelulut mangrove memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Sebab, madu kelulut sangat istimewa dari segi cita rasa serta memiliki kandungan vitamin yang baik untuk kesehatan manusia.

 

“Rasa madu kelulut mangrove itu sangat khas dan istimewa, berbeda dengan madu kelulut umumnya. Warnnanya lebih hitam dan kaya akan anti oksidan dan vitamin C. Jadi sangat baik untuk kesehatan,” paparnya.

 

Saat ini, Fajar menyebut terdapat 70 log atau rumah-rumah kelulut di MMP. Dia berharap dalam beberapa bulan kedepan, kelulut-kelulut tersebut sudah bisa memproduksi madu terbaiknya.

 

“Dari hasil pantauan, saat ini kantong-kantong madu sudah mulai terisi. Mudah-mudahan dalam 2-3 bulan kedepan kita sudah bisa panen madu kelulut di MMP,” harapnya.

 

Diterangkan Fajar, kelulut mangrove memperoleh makanan utama dari bunga-bunga mangrove. Kendalanya, bunga mangrove tidak selalu tersedia untuk memenuhi asupan kelulut.

 

“Maka, kita perlu memperbanyak bunga-bunga lainnya di sekitar hutan mangrove ini. Agar si kelulut dapat asupan nektar dan polen dari bunga selain bunga mangrove,” sebutnya.

 

Karena itu, dia berharap pengembangan madu kelulut mangrove di MMP dapat dilakukan dengan baik dan maksimal. Sebab, produksi madu kelulut juga menjadi wadah pembinaan bagi masyarakat yang bernilai ekonomi tinggi.

 

“Disamping wadah edukasi, madu kelulut mangrove bernilai ekonomi tinggi. Satu liter madu kelulut bisa dijual dengan harga ratusan ribu rupiah. Jika dikelola dengan baik dan produksi maksimal, madu kelulut ini bisa menambah penghasilan bagi pengelolaan MMP kedepan,” pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update