penampakan taman madu kelulut mangrove di MMP
MEMPAWAH
NEWS
–Mempawah Mangrove Park (MMP) sedang mengembangkan Taman Madu Kelulut Mangrove.
Disamping sebagai wisata edukasi, keberadaan taman madu kelulut tersebut juga
bernilai ekonomi tinggi.
Taman madu kelulut mangrove di MMP di Desa
Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir diresmikan oleh Sekda Mempawah, Drs H Ismail pada
Kamis 28 Desember lalu.
Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC),
Raja Fajar Azansyah mengungkapkan inspirasi pengembangan madu kelulut mangrove
tersebut berawal dari berbagai bacaan dan informasi yang diperolehnya tentang
hutan mangrove.
“Dari berbagai buku yang kami baca, ternyata hutan
mangrove juga potensi menjadi lokasi budidaya kelulut sekaligus menjadi wadah
edukasi. Nah, dari situlah muncul ide untuk membangun taman madu kelulut
mangrove di MMP ini,” ungkap Fajar, Kamis 4 Januari 2024.
Menurut Fajar yang juga Staf Ahli Bupati
Mempawah itu, pengembangan taman madu kelulut di MMP memiliki nilai wisata
edukasi baru bagi pengunjung. Diharapkan pengunjung dapat mempelajari berbagai
hal berkaitan dengan madu kelulut dan hutan mangrove.
“Taman madu kelulut tersebut nantinya juga
akan berproduksi dan bisa kita jadikan souvenir khas dari MMP. Sehingga, setiap
pengunjung MMP dapat membawa pulang madu kelulut mangrove,” harapnya.
Fajar menilai, pengelolaan madu kelulut
mangrove memiliki potensi yang cukup menjanjikan. Sebab, madu kelulut sangat
istimewa dari segi cita rasa serta memiliki kandungan vitamin yang baik untuk
kesehatan manusia.
“Rasa madu kelulut mangrove itu sangat khas
dan istimewa, berbeda dengan madu kelulut umumnya. Warnnanya lebih hitam dan
kaya akan anti oksidan dan vitamin C. Jadi sangat baik untuk kesehatan,” paparnya.
Saat ini, Fajar menyebut terdapat 70 log atau
rumah-rumah kelulut di MMP. Dia berharap dalam beberapa bulan kedepan,
kelulut-kelulut tersebut sudah bisa memproduksi madu terbaiknya.
“Dari hasil pantauan, saat ini
kantong-kantong madu sudah mulai terisi. Mudah-mudahan dalam 2-3 bulan kedepan kita
sudah bisa panen madu kelulut di MMP,” harapnya.
Diterangkan Fajar, kelulut mangrove
memperoleh makanan utama dari bunga-bunga mangrove. Kendalanya, bunga mangrove
tidak selalu tersedia untuk memenuhi asupan kelulut.
“Maka, kita perlu memperbanyak bunga-bunga
lainnya di sekitar hutan mangrove ini. Agar si kelulut dapat asupan nektar dan
polen dari bunga selain bunga mangrove,” sebutnya.
Karena itu, dia berharap pengembangan madu
kelulut mangrove di MMP dapat dilakukan dengan baik dan maksimal. Sebab,
produksi madu kelulut juga menjadi wadah pembinaan bagi masyarakat yang
bernilai ekonomi tinggi.
“Disamping wadah edukasi, madu kelulut
mangrove bernilai ekonomi tinggi. Satu liter madu kelulut bisa dijual dengan
harga ratusan ribu rupiah. Jika dikelola dengan baik dan produksi maksimal,
madu kelulut ini bisa menambah penghasilan bagi pengelolaan MMP kedepan,”
pungkasnya.