-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan


DBD di Mempawah : 814 Kasus, 11 Orang Meninggal Dunia Menuai Kritik DPRD

23 November 2023 | 8:14 AM WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-23T01:14:34Z

ilustrasi DBD


 

MEMPAWAH NEWS – Kasus Demam berdarah dengue( DBD) di Kabupaten Mempawah menyebabkan kematian. Hingga November ini, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) mencatat ada 814 kasus, dengan 11 pasien meninggal dunia.

 

“Per 20 November 2023, terdapat 814 kasus DBD di 9 Kecamatan di Kabupaten Mempawah. Dari jumlah itu, ada 11 pasien yang meninggal dunia,” ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes-PPKB Mempawah, Harun Arraysid kepada wartawan, Rabu (22/11/2023).

 

Dijelaskan Harun, dari total 11 kematian pasien DBD tersebut berasal dari 6 kecamatan di Kabupaten Mempawah . Yakni, Kecamatan Jongkat, Sungai Pinyuh, Mempawah Timur, Segedong, Mempawah Hilir dan Sungai Kunyit.

 

“Jumlah kematian di Kecamatan Jongkat dan Sungai Pinyuh masing-masing 3 orang, Kecamatan Mempawah Timur terdapat 2 orang. Sedangkan di Segedong, Mempawah Hilir dan  Sungai Kunyit masing masing 1 orang meninggal dunia akibat DBD,” paparnya.

 

Terkait penanganan DBD, Harun mengatakan fogging bukan solusi utama yang harus dilakukan. Akan tetapi, menurut Harun, yang harus dilakukan adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

 

“PSN tersebut dilakukan melalui 3 M plus dan diikuti pula dengan gerakan kebersihan lingkungan dan meningkatkan perilaku hidup sehat dilingkungan masyarakat,” sarannya.

 

“Sedangkan tindakan fogging fokus dilakukan setelah adanya Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh Puskesmas setempat,” pendapatnya.

 

 

DPRD Kritik Lambatnya Penanganan

 

Merebaknya wabah DBD di Kabupaten Mempawah mendapatkan kritikan keras dari DPRD Mempawah. Anggota DPRD, Muhaidi Ja’far menilai Dinkes-PPKB lambat dalam menangani penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk itu.

 

“Kita sangat menyayangkan dan menyesalkan Dinkes maupun Puskesmas dan jajaran dibawahnya sangat lambat dalam penanganan kasus DBD. Akibatnya, kasus DBD semakin merebak dan mengancam keselamatan masyarakat,” sesal Muhaidi Ja’far di Gedung DPRD Mempawah, Selasa (21/11/2023).

 

Misalnya, Legislator Dapil Mempawah Hilir-Mempawah Timur itu mencontohkan penanganan dan penanggulangan kasus DBD di Kecamatan Mempawah Hilir. Menurut dia, sejak awal masyarakat menginginkan petugas melakukan fogging untuk memberantas sarang nyamuk.

 

“Namun, petugas dari Dinkes maupun Puskesmas tak merespon keinginan dan harapan masyarakat untuk dilakukan fogging. Padahal, situasinya sudah mengancam,” cecar pria yang akrab disapa Muhai itu.

 

Menurut Legislator Partai Nasdem itu, Dinkes dan jajarannya terlalu kaku dan formal dalam melayani masyarakat. Bahkan, ketika terjadi wabah penyakit pun petugas masih menerapkan pola birokrasi yang justru menghambat pelayanan publik.

 

“Dalam situasi wabah ini, harusnya hilangkan sistem-sitem birokrat yang kaku dan menghambat pelayanan. Jangan semua-semua harus lapor dulu baru bertindak. Petugas harus pro aktif dilapangan dan mengambil kebijakan yang cepat dan tepat,” tegasnya.

 

Karena itu, Muhai mendesak agar Dinkes dan jajarannya bekerja optimal dan profesional dalam menangani wabah penyakit. Jangan sampai masyarakat dikorbankan akibat sistem yang kerja yang mengedepankan formalitas.

 

“Demi masyarakat dan daerah, harusnya kita kesampingkan hal-hal yang bersifat formal. Apalagi ini menyangkut kesehatan dan keselamatan nyawa manusia. Gunakan hati dan kedepankan sikap kemanusiaan dalam bekerja,” tukasnya.

 

 

 

 

×
Berita Terbaru Update