ilustrasi |
MEMPAWAH NEWS – Menyongsong perhelatan Pemilu 2024, Indonesia Justice Watch (IJW) mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dengan politik uang. Pemilih mesti selektif menentukan pemimpin yang berkualitas dan bersih dari praktik-praktik politik yang menyimpang.
“Pemimpin yang lahir dari politik uang, maka
berpotensi menjadi pemimpin yang korup,” tegas Direktur Advokasi IJW, Sudianto
Nursasi, SH, Senin (9/1/2023) siang di Mempawah.
Menurut Sudianto, perhelatan Pemilu 2024
sangat rentan dengan praktik politik yang bertentangan dengan asas demokrasi.
Salah satunya, maraknya politik uang sebagai jalan pintas untuk mendapatkan
dukungan masyarakat.
“Dilihat dari trend politik yang terus
dinamis, saya memprediksikan Pemilu 2024 masih kental dengan pola-pola politik
uang termasuk di Kabupaten Mempawah,” pendapatnya.
IJW mengungkapkan hasil pantauannya sepanjang
Pemilu 2019 lalu, para kontestan politik melalui tim suksesnya berlomba-lomba
melakukan praktik jual beli suara.
“Sudah menjadi rahasia umum, mereka
menawarkan uang Rp 100 hingga Rp 200 ribu kepada masyarakat yang bersedia
memberikan hak pilihnya. Ini realita yang terjadi di masyarakat Kabupaten
Mempawah,” sesalnya.
“Kuncinya bermula dari Parpol hingga masyarakat
pemilih. Parpol hendaknya selektif menjaring Bacaleg berkualitas dan
profesional. Sedangkan masyarakat, hendaknya meningkatkan kesadaran untuk tidak
terjebak dengan bujuk rayu pemimpin yang menghalalkan berbagai cara untuk
mencapai tujuannya,” pesan Sudianto.
Penulis : Herry
Ardiansyah