-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan


IPDKM Mendukung, Demokrat dan PKS Desak Cabut Kebijakan BBM

07 September 2022 | 12:35 PM WIB | 0 Views Last Updated 2022-09-07T05:35:33Z

 

ilustrasi SPBU 

MEMPAWAH NEWS – Kebijakan pemerintah menaikan harga jual BBM subsidi menuai pro dan kontra. Ada yang mendukung, namun tak sedikit pula yang menolak kebijakan tersebut. Karena, dinilai akan menimbulkan dampak negatif memicu naiknya harga barang di masyarakat.

 

“Kenaikan BBM secara otomatis berdampak terhadap kenaikan barang lain. Mulai dari sembako, biaya transportasi dan lainnya. Semua ikut naik akibat kebijakan BBM ini,” sesal Ketua PKS Mempawah, Decky Mulyadi, SH, Rabu (7/9/2022) di Mempawah.

 

Menurut Decky, kenaikan BBM subsidi yang berimbas terhadap seluruh sektor kehidupan masyarakat itu berdampak buruk terhadap perekonomian yang sedang bangkit pasca pandemi Covid-19.

 

“Disaat rakyat sedang berjuang memulihkan ekonomi pasca pandemi, pemerintah justru memberatkan dengan kebijakan BBM subsidi. Situasi ini membebani rakyat kecil,” geramnya.

 

Padahal, lanjut Decky, rakyat dari berbagai lapisan telah menyuarakan agar pemerintah membatalkan kebijakan menaikan harga BBM subsidi. Namun, lagi-lagi  suara rakyat tak digubris pemerintah.

 

“Kalau pun benar faktanya anggaran untuk subsidi BBM menipis, harusnya pemerintah menghentikan pembangunan IKN maupun kereta cepat Jakarta-Bandung yang saat ini belum terlalu urgent. Maka, PKS Mempawah mendesak agar pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM subsidi,” pintanya.

 

Senada itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Mempawah, H Surya Muchlis turut angkat bicara menanggapi kebijakan harga BBM subsidi. Dia menyarankan pemerintah mengevaluasi kebijakan tersebut. Karena, berdampak negatif terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat.

 

“Partai Demokrat menolak keras kebijakan pemerintah menaikan harga BBM subsidi. Kami mendesak agar kebijakan ini dievaluasi,” tegasnya.

 

Muchlis mengatakan, kebijakan menaikan harga BBM subsidi berimbas terhadap seluruh sektor kehidupan masyarakat. Baik itu aspek sosial, ekonomi, transportasi dan lainnya.

 

“Baru beberapa hari kebijakan BBM ini berlaku, harga sembako mulai merangkak naik. Ini dampak buruk bagi kehidupan masyarakat ekonomi bawah,” cecarnya.

 

Ironinya, sambung Surya Muchlis, ditengah naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat, justru pendapatan dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan lainnya tidak ikut naik.

 

“Ketika kos konsumsi masyarakat meningkat, pendapatan tetap stagnan. Dampaknya, masyarakat semakin tercekik dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus bertanggungjawab,” ketusnya.

 

Surya Muchlis menyayangkan sikap para elit pejabat pemerintah bertolak belakang dengan kebijakan BBM subsidi. Terlebih, pemerintah berdalih kenaikan BBM subsidi untuk menghemat anggaran negara agar berpihak pada kepentingan masyarakat.

 

“Saya tidak melihat pemerintah melakukan penghematan. Pemerintah tetap saja menggelontorkan anggaran besar untuk proyek pembangunan yang tujuannya hanya untuk popularitas dan pencitraan individu,” kesalnya lagi.

 

Ditempat terpisah, Ketua Ikatan Pemuda Dayak Kabupaten Mempawah (IPDKM) Adrianus meyakini keputusan Presiden Jokowi sudah tepat. IPDKM pun sependapat dan mendukung penuh kebijakan tersebut.

 

“Kami sangat setuju dengan kebijakan Presiden menaikan BBM subsidi. Sebab subsidi BBM tidak selalu dinikmati masyarakat ekonomi kurang mampu. Perhatikan di SPBU, banyak kendaraan mewah mengisi minyak subsidi, termasuk pengusaha-pengusaha besar yang ada puluhan hingga ratusan truck juga menggunakan BBM subsidi” papar Adrianus.

 

Ditambahkannya, kebijakan harga BBM juga menyesuaikan dengan situasi global yakni terjadinya kenaikan minyak dunia. Bahkan, hasil dari pemangkasan subsidi BBM ini juga disalurkan kepada 20,65 juta keluarga yang kurang mampu dalam bentuk bantuan langsung tunai.

 

“Jika dikalkulasikan, maka masing-masing keluarga akan mendapat Rp. 600 ribu yang akan dicairkan bulan September 2022 ini,” sebutnya.

 

Senada itu, Bendahara IPDKM, Marselus berharap pengalihan subsidi BBM ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) dapat benar-benar diterima masyarakat tidak mampu, jangan sampai terjadi BLT justru menyasar orang mampu sehingga tidak tepat sasaran.

 

“Orang mampu jika tidak bisa bantu yang kesulitan rakyat kecil, setidaknya jangan mengambil hak-hak masyarakat tidak mampu yang telah diberikan oleh pemerintah. Karena, sikap tersebut akan merusak tatanan di masyarakat,” pendapatnya.

 

Agar subsidi tepat sasaran, Marselus menyarankan agar seluruh perangkat mulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan, desa, kelurahan hingga RT dan RW melakukan pendataan secara jujur dan profesional. Supaya, bantuan yang disalurkan pemerintah tepat sasaran.

 

“Karena saya lihat, yang mendapatkan bantuan itu banyak dari kalangan orang mampu bahkan parahnya keluarga dari para pemangku kepentingan. Berartikan masih banyak yang bocor,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

 

Penulis : Herry Ardiansyah

 

×
Berita Terbaru Update