Air yang masuk ke dalam rumah warga di Dusun Sebukit Rama diatas mata kaki |
MEMPAWAH
NEWS-
Banjir masih meredam pemukiman masyarakat di Dusun Sebukit Rama, Desa Pasir,
Kecamatan Mempawah Hilir. Jumat (05/06/2020) pagi, volume air dikabarkan bertambah
hingga masuk ke dalam rumah dengan ketinggian kurang lebih 10 centimeter.
“Sejak 2-3 hari
belakangan ini, ketinggian banjir di Dusun Sebukit Rama semakin bertambah. Dibeberapa
lokasi, air sudah masuk ke dalam rumah warga dengan ketinggian sekitar 10
centimeter,” ungkap Ketua RT 33, Mega.
Dari pantauannya, Mega
mengatakan, banjir merendam pemukiman warga yang berada di RT 31,18 20 dan 33. Ketinggian
banjir di empat RT itu bervariasi. Ada yang hanya merendam pekarangan, hingga
masuk ke dalam rumah.
“Paling parah di 3 RT
yakni RT 31,18 dan 20. Ketinggian air ada yang masuk ke dalam rumah. Sedangkan di
RT 33, banjir hanya merendam pekarangan rumah warga saja,” paparnya.
Mega menjelaskan,
banjir yang merendam pemukiman masyarakat di Dusun Sebukit Rama sudah
berlangsung lebih dari sepekan. Sejak saat itu, banjir tak kunjung surut. Bahkan,
ketinggian air semakin bertambah akibat intensitas hujan yang semakin deras
dalam beberapa hari terakhir ini.
“Sejak kemarin,
banjir belum surut. Dan kondisi ini diperparah dengan intensitas hujan yang
cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, debet air semakin tinggi,”
tuturnya.
Ditanya kegiatan masyarakat,
Mega menilai banjir belum terlalu berdampak terhadap aktivitas warga. Namun, dia
khawatir jika ketinggian air terus bertambah maka seluruh rutinitas masyarakat
akan terhenti.
“Masyarakat masih
tetap beraktivitas. Tapi jika banjir semakin tinggi, kemungkinan masyarakat
sulit beraktivitas. Mudah-mudahan curah hujan semakin berkurang,” harapnya.
Warga Desa Pasir,
Erwandi mengaku sudah kurang lebih 10 hari masyarakat Dusun Sebukit Rama
terendam banjir. Seperti di RT 18, ketinggian air telah mencapai ke dalam rumah
warga. Akibatnya, warga harus membuat parak-parak untuk mengamankan harta
benda.
“Untuk menyimpan
barang dan tempat istirahat maka warga membuat parak-parak. Sebab, air sudah
masuk ke dalam rumah dengan ketinggian diatas mata kaki,” ujarnya.
Meski tetap
beraktivitas, lanjut Erwandi, warga berusaha bertahan hidup dengan segala
keterbatasannya. Dia pun berharap pemerintah daerah dapat menyalurkan bantuan
untuk meringankan kebutuhan hidup masyarakat ditengah situasi banjir dan pandemi
Covid-19.
“Sampai saat ini
warga bertahan hidup dengan seadanya. Karena belum ada penyaluran bantuan dari
pihak mana pun,” lirihnya.
Penulis
: Herry
Layout
: Syahrie