Hidaya, S.Pd |
Pemikiran dan gagasan Ki Hajar Dewantara menjadi fondasi pendidikan bangsa indonesia. Hakikat pendidikan dimaknai sebagai usaha untuk memasukan nilai budaya ke dalam diri anak sehingga membentuk manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya.
Pendidikan ditujukan
untuk menuntun anak –anak sesuai dengan minatnya dan bakatnya sebagaimana kodrat
dan karaternya masing-masing. Pendidikan tidak hanya berbicara tentang angka-angka,
namun lebih menanamkan budi pekerti luhur supaya anak-anak didik tumbuh dan
berkembang dengan kepribadian yang baik dan berakhlak mulia.
Seyogyanya, dalam
membawakan suatu perubahan positif seorang pendidik perlu memahami
psikis-fisik-etis-estetis manusia dan pedagogis (pendidikan anak). Hal ini
selaras dengan Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa seorang guru harus
mengusai lima ilmu.
Yakni, ilmu hidup
(Psikologis),Ilmu hidup jasmani (Fisiologis), Ilmu Kesopanan (etika) dan Ilmu
Pendidikan (pedagogis). Dengan demikian, guru secara sengaja merencanakan dan
melakukan perbaikan diri sehingga mampu mengusai
dan ahli dalam apapun yang dianggap perlu untuk membawakan perubhan yang
berpihak kepada murid.
Peran seorang guru tidaklah
mudah. Guru dituntut harus mampu memberikan
teladan yang baik kepada murid-muridnya. Disamping itu, guru senantiasa
memiliki figur ‘ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa,tut wuri
handayani’. Ungkapan Ki Hajar Dewantara ini menuntut guru menjadi garda
terdepan untuk memberikan contoh maupun motivasi dalam penanaman budi pekerti
yang baik kepada murid-muridnya.
Sejalan dengan
tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru di masa mendatang semakin
kompleks. Kondisi tersebut menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai
peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesional, lebih dinamis dan kreatif
dalam mengembangkan proses pembelajaran bagi peserta didik.
Guru di masa
mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai
informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh dan berkembang pesat saat ini.
Proses pembelajaran
akan berhasil manakalah siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu,
guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa, supaya memperoleh hasil belajar
yang optimal. Maka guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar anak
didiknya.
Sikap dan tindakan
guru sejatinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi acuan
bagi murid-muridnya. Dengan begitu, seorang guru harus mencerminkan pribadi
yang luhur serta memiliki nilai –nilai dan peran guru penggerak berpihak pada
muridnya.
Nilai ini
mensyaratkan guru penggerak untuk selalu bergerak dengan mengutamakan
kepentingan murid. Secara sederhana menggambarkan semangat guru penggerak untuk
terus belajar sepanjang hayat.
Nilai Reflektif
layaknya model mental yang diharapkan ada dalam diri guru penggerak sehingga senantiasa
memaknai pengalaman yang terjadi disekelilingnya. Baik yang terjadi pada diri
sendiri maupun pihak lain secara positif –apresiatif –produktif.
Nilai kolaboratif,
berarti seorang guru penggerak mampu senatiasa membangun daya sanding serta inovatif
sehingga mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna.
Sebagai guru nilai penggerak
senantiasa mampu menggerakan komunitas disekolah untuk bersama-sama
mengembangkan dan mewujudkan visi di sekolah yang berpihak kepada murid dan
berlandaskan nilai-nilai kebaikan universal menuju profil pelajar pancasila
yang , Beriman ,bertaqwa kepada tuhan
yang maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar kritis , Berkebinekaan
global, Bergotong royong, Kreatif
Penulis : Hidaya, S.Pd (Guru SDN 09 Mempawah Hilir/ Cgp Angkatan 7)