-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan


Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara Menjadikan Guru Sebagai Teladan

19 Januari 2023 | 8:59 AM WIB | 0 Views Last Updated 2023-01-19T01:59:47Z
Hidaya, S.Pd

Pemikiran dan gagasan Ki Hajar Dewantara menjadi fondasi pendidikan bangsa indonesia. Hakikat pendidikan dimaknai sebagai usaha untuk memasukan nilai budaya ke dalam diri anak sehingga membentuk manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya.

 

Pendidikan ditujukan untuk menuntun anak –anak sesuai dengan minatnya dan bakatnya sebagaimana kodrat dan karaternya masing-masing. Pendidikan tidak hanya berbicara tentang angka-angka, namun lebih menanamkan budi pekerti luhur supaya anak-anak didik tumbuh dan berkembang dengan kepribadian yang baik dan berakhlak mulia.

 

Seyogyanya, dalam membawakan suatu perubahan positif seorang pendidik perlu memahami psikis-fisik-etis-estetis manusia dan pedagogis (pendidikan anak). Hal ini selaras dengan Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa seorang guru harus mengusai lima ilmu.

 

Yakni, ilmu hidup (Psikologis),Ilmu hidup jasmani (Fisiologis), Ilmu Kesopanan (etika) dan Ilmu Pendidikan (pedagogis). Dengan demikian, guru secara sengaja merencanakan dan melakukan perbaikan diri  sehingga mampu mengusai dan ahli dalam apapun yang dianggap perlu untuk membawakan perubhan yang berpihak kepada murid.

 

Peran seorang guru tidaklah mudah. Guru dituntut harus mampu memberikan  teladan yang baik kepada murid-muridnya. Disamping itu, guru senantiasa memiliki figur ‘ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa,tut wuri handayani’. Ungkapan Ki Hajar Dewantara ini menuntut guru menjadi garda terdepan untuk memberikan contoh maupun motivasi dalam penanaman budi pekerti yang baik kepada murid-muridnya.

 

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru di masa mendatang semakin kompleks. Kondisi tersebut menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesional, lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran bagi peserta didik.

 

Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh dan berkembang pesat saat ini.

 

Proses pembelajaran akan berhasil manakalah siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa, supaya memperoleh hasil belajar yang optimal. Maka guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar anak didiknya.

 

Sikap dan tindakan guru sejatinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi acuan bagi murid-muridnya. Dengan begitu, seorang guru harus mencerminkan pribadi yang luhur serta memiliki nilai –nilai dan peran guru penggerak berpihak pada muridnya.

 

Nilai ini mensyaratkan guru penggerak untuk selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan murid. Secara sederhana menggambarkan semangat guru penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat.

 

Nilai Reflektif layaknya model mental yang diharapkan ada dalam diri guru penggerak sehingga senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi disekelilingnya. Baik yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif –apresiatif –produktif.

 

Nilai kolaboratif, berarti seorang guru penggerak mampu senatiasa membangun daya sanding serta inovatif sehingga mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna.

 

Sebagai guru nilai penggerak senantiasa mampu menggerakan komunitas disekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan visi di sekolah yang berpihak kepada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebaikan universal menuju profil pelajar pancasila yang , Beriman ,bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar kritis , Berkebinekaan global, Bergotong royong, Kreatif

 

 

 

 

 

 

Penulis : Hidaya, S.Pd (Guru SDN 09 Mempawah Hilir/ Cgp Angkatan 7)

×
Berita Terbaru Update