-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan


15 Tahun Hanya Terbaring, Remaja di Desa Galang Sui Pinyuh Alami Hidrosefalus

16 Agustus 2022 | 11:24 AM WIB | 0 Views Last Updated 2022-08-16T04:43:00Z
Aulia bersama ibunya Farida/foto : Bung Ranie

MEMPAWAH NEWS – Aulia (15), warga RT 08/RW 03, Dusun Tengah, Desa Galang, Kecamatan Sungai Pinyuh menghabiskan waktu selama belasan tahun dengan berbaring di tempat tidur. Dirinya tak dapat beraktivitas dengan normal lantaran mengalami hidrosefalus sejak dalam kandungan.

 

Aulia yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara itu diasuh oleh ibunya, Farida. Dengan telaten dan penuh kesabaran, Farida mengurus seluruh keperluan Aulia sejak kecil hingga tumbuh menjadi remaja.

 

“Aulia sama sekali tidak beraktivitas, hanya berbaring saja sejak kecil hingga sekarang. September nanti, tepat 15 tahun usianya,” terang Farida kepada mempawahnews.com di rumah kontrakannya, Senin (15/8/2022) siang.

 

Menurut Farida, kondisi tidak normal yang dialami Aulia terjadi sejak dalam kandungan. Awalnya, Farida mengaku tidak mengetahuinya. Namun, setelah dilakukan USG barulah terungkap jika terjadi pembengkakan pada kepala bayinya.

 

“Sewaktu hamil, kondisi perut besar bahkan orang-orang menduga saya akan melahirkan anak kembar. Namun, ketika di USG ternyata anak ini tidak normal pada kepalanya sehingga harus dilahirkan dengan cara sesar,” kenang Farida.

 

Kesulitan ekonomi menyebabkan Farida tak mampu melakukan pengobatan secara maksimal untuk Aulia. Setelah berusia tiga tahun, barulah Farida dapat membawa Aulia ke RS Soedarso Pontianak untuk menjalani pemeriksaan.

 

“Dokter menyatakan Aulia mengalami hedrosipalus atau ada cairan di kepala.

Waktu itu, kita sempat membeli alat berupa selang untuk mengeluarkan cairan di kepala. Namun, pada akhirnya Aulia tidak menjalani operasi,” ujarnya.

 

Atas petunjuk dokter, Aulia disarankan mengkonsusi obat-obatan yang harus diminum secara rutin. Setiap bulan, obat harus ditebus dengan harga yang cukup mahal Rp 500 ribu.

 

“Kurang lebih 6 bulan, Aulia mengkonsumsi obat dan hasilnya memang ada sedikit cekungan di kepala. Namun, harga obat mahal bagi saya sehingga kami tidak bisa membeli setiap bulan. Sudah lama tidak pernah mengkonsumsi obat lagi, karena tidak ada uang,” lirihnya.

 

Ditengah kesulitan ekonomi untuk membiayai hidup dan pengobatan Aulia, janda anak tiga ini mendapatkan musibah yang memperburuk hidupnya. Anak tertuanya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Desa Galang.

 

“Baru saja 9 hari lalu, anak tertua saya meninggal dunia. Padahal, dia lah yang selama ini menjadi tulang punggung untuk menafkahi keluarga ini,” ucapnya.

 

Jauh dilubuk hatinya, Farida sangat ingin memberikan pengobatan maksimal kepada Aulia. Agar, Aulia bisa tumbuh dan beraktivitas dengan normal layaknya anak-anak lainnya. Hanya saja, keterbatasan ekonomi membuat usaha pengobatan tidak bisa dilakukan.

 

“Pastinya saya ingin Aulia bisa sembuh dan beraktivitas seperti anak-anak lain. Jika ada bantuan dan dukungan dari pemerintah daerah untuk pengobatan Aulia, tentunya kami sangat berterima kasih,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

 

Penulis : Tim Liputan

 

 

 

×
Berita Terbaru Update