Masyarakat antusias berobat di Polindes |
MEMPAWAH NEWS – Sejatinya pemerintah desa memfasilitasi kelangsungan operasional Polindes demi pelayanan kesehatan masyarakat. Namun, tidak demikian dengan Bidan Desa Pasir Panjang, Kecamatan Mempawah Timur, Ade Irma Setyawati, A.Md Keb. Sejak bertugas pada 2007 lalu, dia secara mandiri membiayai operasional Polindes.
“Sejak bertugas tahun 2007 lalu, saya secara
mandiri membiayai kebutuhan Polindes Desa Pasir Panjang,” ungkap Ade kepada
wartawan, Kamis (16/12/2021) sore.
Ade menjelaskan, semasa Polindes masih
dibawah pembinaan Puskesmas dirinya pernah mendapatkan anggaran dana operasional
yang nilainya sebesar Rp 2 juta per tahun. Namun, ketika kewenangan Polindes dipindahkan
ke desa, sejak itulah dirinya membiayai operasional Polindes dengan dana
pribadi.
“Sejak beberapa tahun lalu, regulasi aturan
menetapkan Polindes menjadi milik desa. Artinya, semua kewenangan operasional
terhadap Polindes menjadi tanggungjawab desa. Sejak itu pula saya tidak pernah
lagi mendapatkan bantuan operasional,” lirihnya.
Kondisi itu tak menyurutkan semangat Ade
untuk menjalankan fungsi pengabdiannya kepada masyarakat Desa Pasir Panjang, Kecamatan
Mempawah Timur. Walau harus merogoh kocek pribadi, dia tetap berusaha maksimal
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Desa Pasir Panjang.
“Bayar listrik, pemeliharaan, perawatan
bangunan dan semua saya lakukan pakai dana pribadi. Bahkan, saya pernah
memasang meteran listrik senilai Rp 2 juta untuk Polindes pakai dana sendiri,”
bebernya.
Padahal, menurut Ade, Polindes di desa lainnya
di biayai oleh pemerintah desa sebagaimana aturan dan ketentuannya. Namun, dia
pun mengaku tak tahu pasti penyebab Polindes Desa Pasir Panjang tak mendapatkan
alokasi anggaran operasional.
“Setiap tahun saya selalu ikut Musrenbang Desa
Pasir Panjang. Semua sudah saya utarakan dan disampaikan dalam forum tersebut. Apa
saja yang menjadi kebutuhan dan kendala pelayanan sudah saya jabarkan. Namun,
tetap saja tidak ada respon yang positif,” katanya.
Lebih jauh, Ade menyebut, bantuan baru
dikucurkan pemerintah desa setempat dalam tahun ini. Yakni berupa pengerasan
cor halaman dan pengecatan bangunan Polindes. Padahal, bantuan tersebut
mestinya telah diberikan sejak dulu.
“Saya berharap bangunan yang rusak seperti WC
dan pengecoran halaman yang kurang rapi agar dapat diperbaiki. Air tergenang di
halaman hingga terkesan kumuh,” pungkasnya.
Penulis : Herry Ardiansyah