Marsupandi |
MEMPAWAH NEWS – Atlet veteran Kalimantan Barat, Marsupandi menanggapi statmen Gubernur, Sutarmidji yang menyoroti merosotnya prestasi kontingen Kalbar di PON ke-XX Papua tahun 2021. Dia menilai orang nomor satu di Kalbar itu kurang memahami dunia olahraga.
“Sorotan
Gubernur tentang anjloknya prestasi kontingen Kalbar di PON Papua kurang bijaksana.
Jika beliau menyalahkan pengurus maupun atlet, maka sasarannya tidak tepat. Ini
menunjukan Pak Gubernur tak faham dengan olahraga,” kata Marsupandi, Rabu (13/10/2021)
di Mempawah.
Marsupandi
yang pernah mewakili Kalbar di PON tahun 1996 itu menjelaskan, keikutsertaan
atlet di PON harus melalui seleksi Pra PON. Nah, pada Pra PON inilah, atlet
berjuang maksimal mengerahkan seluruh kemampuannya agar meraih tiket ke PON.
“Ketika
atlet akan turun ke Pra PON, bagaimana perhatian dan dukungan Gubernur, Pemprov
atau Pemda. Sejauh ini, atlet kurang mendapatkan perhatian. Padahal, Pra PON
itu sangat penting dan menentukan. Harusnya atlet di support maksimal agar bisa
mendapatkan tiket PON,” tuturnya.
Kemudian,
sambung Pengurus PASI Kabupaten Mempawah itu, atlet yang berhasil tampil di PON
tidak serta merta bisa mengikuti kelas atau nomor di seluruh cabang olahraga. Misalnya,
atlet lolos di nomor lari jarak jauh tidak otomatis bisa turun di nomor jarak
pendek.
“Sangat
keliru jika Pak Gubernur mengatakan kenapa atlet panjang tebing hanya bisa ikut
di satu nomor saja, kenapa tidak ikut ke nomor yang lain juga. Seleksinya sudah
berbeda dan tidak seperti itu aturannya,” jelasnya.
Marsupandi
yang juga Pengurus KONI Mempawah ini mengatakan, atlet Kalbar yang
berpartisipasi di PON Papua telah melewati perjuangan yang panjang. Baik itu
mengikuti kejuaraan ditingkat daerah maupun nasional hingga seleksi Pra PON. Kendalanya,
banyak kejuaraan yang batal dilaksanakan dimasa pandemi Covid-19.
“Jangan
melaksanakan kejuaraan, banyak fasilitas-fasilitas olahraga yang ditutup Pemprov
Kalbar saat pandemi. Ini berdampak terhadap atlet yang tidak bisa berlatih
optimal untuk mengikuti Pra PON dan PON. Nah, itu (penutupan) menjadi
tanggungjawab Gubernur,” cecarnya.
Pelatih
Club Atletik Lambero Mempawah sependapat dengan statmen Gubernur yang menyebut
banyak atlet potensi di berbagai daerah di Kalbar. Namun, potensi tersebut
tidak terbina dengan maksimal hingga luput dari prestasi olahraga.
“Kenapa
pembinaan tidak maksimal, karena kurangnya dukungan dari pemerintah terhadap atlet.
Apa yang sudah diberikan Pemprov Kalbar terhadap pembianaan atlet di daerah. Jangankan
dukungan dana, fasilitas olahraga saja tidak diperhatikan. Fasilitas olahraga di
SSA Pontianak saja kondisinya rusak, apalagi di daerah,” tuturnya.
Bicara
dana, sambung Marsupandi sejauh ini atlet di daerah kerap menggunakan dana
pribadi untuk mengikuti kejuaraan. Bahkan, para pengurus dan atlet kerap menjadi
‘pengemis’ meminta-minta sumbangan dana untuk memberangkatkan atlet mengikuti
kejuaraan.
“Bagi
atlet yang punya modal mungkin bisa saja berangkat dengan dana pribadi. Bagaimana
dengan atlet berpotensi tapi tidak ada modal, maka mereka tidak mendapatkan kesempatan
untuk berpestasi,” imbuhnya.
Lanjut
Marsupandi, kalau pun ada dana yang dikucurkan dari KONI atau Pemda tetap saja
tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan atlet. Akibatnya, pengurus dan atlet
kerap kelimpungan mencari tambahan dana.
“Bagaimana
atlet bisa berprestasi jika masih dipusingkan dengan mencari dana untuk
berangkat kejuaraan. Kalau Pak Gubernur ingin prestasi olahraga meningkat
siapkan dana yang besar dan fasilitas yang memadai untuk atlet di seluruh
cabang olahraga,” tandasnya.
Penulis
: Herry Ardiansyah