-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Satu Keluarga Mengungsi Akibat Karhutla, Rumah dan Penangkaran Walet di Desa Galang Dikepung Api

29 Maret 2022 | 3:59 PM WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-29T08:59:17Z
rumah dan penangkaran walet dikepung karhutla di Desa Galang

MEMPAWAH NEWS – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Galang, Kecamatan Sungai Pinyuh semakin meluas dan mengancam. Bahkan, kobakaran api mengepung sebuah rumah dan bangunan penangkaran burung walet. Satu keluarga pemilik rumah telah mengungsi.

 

Warga pemilik rumah, Marzuki (45) mengatakan sejak Senin (28/3/2022) malam istri dan anaknya telah meninggalkan rumah dan mengungsi. Sebab, kobaran api serta kepulan asap karhutla telah mencemari lingkungan tempat tinggalnya.

 

“Jarak antara api dan rumah sekitar 20 meter saja. Makanya, saya ungsikan dulu anak dan istri untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan. Hanya saya yang masih bertahan di rumah untuk berjaga-jaga,” kata Marzuki saat ditemui wartawan dikediamannya, Selasa (29/3/2022) siang.

 

Menurut Marzuki yang juga penjaga penangkaran walet itu menerangkan, kobakaran api mulai mengarah dan mendekati pemukiman sejak Minggu (27/3/2022). Cuaca panas dan angin kencang menyebabkan api dengan cepat membakar hutan yang dilewatinya.

 

“Api sudah tidak terkendali sehingga dengan cepat menyebar ditiup angin. Sekarang, rumah dan bangunan penangkaran walet sudah dikepung api,” lirihnya.

 

Marzuki mengaku tak banyak yang dapat dilakukannya untuk mengamankan rumah dan bangunan walet dari ancaman kebakaran. Dia hanya pasrah dan berusaha semampunya agar api tidak menghanguskan kedua bangunan tersebut. Sebab, upaya pemadaman terkendala tidak adanya sumber air.

 

“Semaksimal mungkin kita berjaga-jaga agar api tidak membakar rumah dan bangunan walet. Selebihnya, saya pasrah dan bertawakal kepada Allah Ta’ala,” ucapnya.

 

Lebih jauh, Marzuki menduga titik api yang menjadi pemicu karhutla di Desa Galang berawal dari ulu sungai. Kemudian, api merembet dan menyebarluas terbawa angin kencang hingga membakar lahan-lahan kosong di Desa Galang.

 

“Awalnya titik api dari daerah ulu sungai. Lalu meluas membakar lahan-lahan hingga mencapi pinggir jalan raya dan pemukiman. Kalau malam hari, angin kurang kencang sehingga asap dan api tidak terlalu pekat. Yang sangat ditakutkan siang hari,” pungkasnya.

 

Data BMKG per 29 Maret 2022, terdapat 82 hotspot di Kabupaten Mempawah dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi. Puluhan hotspot ini tersebar di tujuh kecamatan dengan total lahan terbakar diperkirakan mencapai ratusan hektare.

 

 

 

 

 

 

Penulis : Tim Liputan


×
Berita Terbaru Update