rumah dan penangkaran walet dikepung karhutla di Desa Galang |
MEMPAWAH NEWS – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Galang, Kecamatan Sungai Pinyuh semakin meluas dan mengancam. Bahkan, kobakaran api mengepung sebuah rumah dan bangunan penangkaran burung walet. Satu keluarga pemilik rumah telah mengungsi.
Warga pemilik rumah, Marzuki (45) mengatakan
sejak Senin (28/3/2022) malam istri dan anaknya telah meninggalkan rumah dan
mengungsi. Sebab, kobaran api serta kepulan asap karhutla telah mencemari lingkungan
tempat tinggalnya.
“Jarak antara api dan rumah sekitar 20 meter
saja. Makanya, saya ungsikan dulu anak dan istri untuk mengantisipasi hal-hal
tak diinginkan. Hanya saya yang masih bertahan di rumah untuk berjaga-jaga,” kata
Marzuki saat ditemui wartawan dikediamannya, Selasa (29/3/2022) siang.
Menurut Marzuki yang juga penjaga penangkaran
walet itu menerangkan, kobakaran api mulai mengarah dan mendekati pemukiman
sejak Minggu (27/3/2022). Cuaca panas dan angin kencang menyebabkan api dengan
cepat membakar hutan yang dilewatinya.
“Api sudah tidak terkendali sehingga dengan
cepat menyebar ditiup angin. Sekarang, rumah dan bangunan penangkaran walet
sudah dikepung api,” lirihnya.
Marzuki mengaku tak banyak yang dapat
dilakukannya untuk mengamankan rumah dan bangunan walet dari ancaman kebakaran.
Dia hanya pasrah dan berusaha semampunya agar api tidak menghanguskan kedua
bangunan tersebut. Sebab, upaya pemadaman terkendala tidak adanya sumber air.
“Semaksimal mungkin kita berjaga-jaga agar
api tidak membakar rumah dan bangunan walet. Selebihnya, saya pasrah dan
bertawakal kepada Allah Ta’ala,” ucapnya.
Lebih jauh, Marzuki menduga titik api yang
menjadi pemicu karhutla di Desa Galang berawal dari ulu sungai. Kemudian, api
merembet dan menyebarluas terbawa angin kencang hingga membakar lahan-lahan
kosong di Desa Galang.
“Awalnya titik api dari daerah ulu sungai. Lalu
meluas membakar lahan-lahan hingga mencapi pinggir jalan raya dan pemukiman. Kalau
malam hari, angin kurang kencang sehingga asap dan api tidak terlalu pekat. Yang
sangat ditakutkan siang hari,” pungkasnya.
Data BMKG per 29 Maret 2022, terdapat 82
hotspot di Kabupaten Mempawah dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi. Puluhan
hotspot ini tersebar di tujuh kecamatan dengan total lahan terbakar
diperkirakan mencapai ratusan hektare.
Penulis : Tim Liputan