gerhana bulan | ilustrasi |
Mempawah News-Sabtu (4/4) malam, sebagian masyarakat Kota Mempawah
tampak berbondong-bondong keluar dari rumahnya. Mereka menatap langit
menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi, yakni gerhana bulan total.
Langit cerah di Kota Mempawah membuat fenomena langka itu bisa disaksikan
dengan mata telanjang.
“Sejak pagi
sudah tahu kalau malam ini (kemarin, red) akan terjadi gerhana bulan total.
Informasinya dari berita di telivisi, media online bahkan di media sosial juga
banyak yang memposting tentang kabar tersebut,” kata Iyan, salah seorang warga
Mempawah yang menyaksikan gerhana bulan di rumahnya.
Pria yang juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah
Kabupaten Mempawah itu mengaku baru pertama kali menyaksikan secara langsung
fenomena gerhana bulan. Apalagi didukung dengan cuaca cerah di langit Kota
Mempawah, membuat fenomena alam itu tampak jelas tanpa harus menggunakan alat
bantu.
“Panjang umur bisa melihat gerhana bulan total seperti
ini. Semua ini kekuasaan Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta. Sebagai
manusia, kita patut bersyukur diberikan kesempatan menyaksikan salah satu bukti
kebesaran-NYA,” ucapnya.
Lebih jauh, dirinya menyebut fenomena gerhana bulan
menyisakan mitos beragam dari kalangan masyarakat terdahulu yang sampai
sekarang masih kerap terdengar. Bahkan, pada gerhana bulan kemarin malam,
sebagian masyarakat masih melakukan mitos tersebut.
“Misalnya, warga memukul tiang listik. Kalau dulu
orang-orang memukul kentongan ketika terjadi gerhana bulan. Menurut kepercayaan
orang terdahulu, gerhana itu disebabkan matahari sedang menelan bulan. Nah,
dengan memukul kentongan maka matahari segera memuntahkan bulan agar kembali
bersinar,” paparnya.
Bukan itu saja, lanjutnya, ada pula mitos lain
berkaitan dengan gerhana bulan. Yakni menggerak-gerakan batang pohon yang
memiliki buah. Itu diyakini gerhana bulan akan membuat pohon tumbuh subuh dan
menghasilkan buah yang lebih banyak nantinya.
“Namun seiring perkembangan zaman, semua mitos
tersebut sedikit demi sedikit sudah mulai ditinggalkan masyarakat. Yang pasti
semua kejadian di muka bumi ini merupakan kehendak dan bukti kekuasaan Allah
SWT yang telah menciptakan alam semesta,” tutupnya.
Sementara itu, beberapa masyarakat lainnya yang
menyaksikan gerhana bulan tersebut mencoba mengabadikannya. Hanya dengan kamera
ponsel, mereka tampak beberapa kali mencoba mengambil gambar dan merekam dalam
bentuk video.
“Hanya iseng saja mengabadikannya di ponsel. Walau pun
kita tahu hasil foto tidak akan bagus. Sebab, objek bulan sangat jauh dan
kamera ponsel kualitasnya tidak sebaik kamera DSLR. Baru kali ini bisa
menyaksikan secara jelas proses gerhana bulan dengan cuaca yang sangat cerah,”
ucap Hendra.
Proses gerhana bulan yang tampak dari langit Kota
Mempawah berlangsung kurang lebih tiga jam sejak pukul 18.10 sampai 21.00
malam. Meski bulan tidak terlalu tampak berwarna merah darah, namun seluruh
bayangan bulan tertutup bayangan gelap secara total.(MNews)