-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan



Klarifikasi Partai Demokrat Menyoal Pernyataan Presiden Jokowi

31 Mei 2023 | 2:45 PM WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-31T07:45:45Z

 

Sekjen DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya

Penulis : Herry Ardiansyah

 

MEMPAWAH NEWS – Partai Demokrat merespon pernyataan Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan sejumlah pimpinan redaksi media massa nasional di Istana negara, Senin (29/5/2023). Dalam pertemuan itu, Jokowi menyebut Demokrat sering ke istana, PKS juga sering ke istana tetapi maunya malam.

 

Menurut Sekjen DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, pernyataan tersebut bisa disalahartikan oleh para pengurus, kader hingga mayarakat luas.

 

“DPP Partai Demokrat mengumpulkan keterangan, apakah memang ada pertemuan Partai Demokrat dengan Presiden Joko Widodo. Kami mengartikan yang dimaksud Partai Demokrat adalah pimpinan Partai Demokrat yang memungkinkan bertemu Presiden di Istana,” kata Teuku Riefky dalam rilis DPD Partai Demokrat Kalbar yang diterima redaksi mempawahnews.com, Rabu (31/5/2023) siang.

 

Teuku Riefky mengaku telah meminta penjelasan dari SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat maupun selaku Presiden RI Ke-6. Penjelasan yang sama juga diminta dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

 

“Karena dua tokoh (SBY dan AHY) inilah yang memungkinkan baik secara organisatoris maupun pribadi bertemu presiden di Istana,” ujarnya.

 

Hasilnya, ungkap Teuku Riefky, dalam 3,5 tahun ini SBY tercatat 3 kali bertemu Jokowi. Pertama, pada 10 Oktober 2019 di Istana Merdeka waktu siang hari. Pertemuan kedua terjadi saat  SBY bersama AHY beserta istri dan EBY beserta istri memenuhi undangan pernikahan putra Presiden Joko Widodo yang waktunya malam hari.

 

“Pertemuan ketiga terjadi ketika SBY bertemu Presiden di Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali pada 15 November 2022 untuk menghadiri Gala Dinner G20. Sesuai undangan, waktunya malam hari,” terang Riefky.

 

“3 kali pertemuan SBY dan Presiden Jokowi itu semuanya atas inisiatif Presiden. SBY menghormati Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara yang sedang mengemban tuga dan amanah,” timpalnya.

 

Kemudian, lanjut Riefky, AHY mengaku hanya satu kali bertemu Presiden Jokowi. Pertemuan itu terjadi pada 9 Maret 2021 atas permintaan pihak Istana yang kemudian menentukan lokasinya di Istana Bogor pada malam hari.

 

“Jadi waktu pertemuan malam hari bukan atas permintaan AHY,” tegasnya.

 

Sebenarnya, masih dikatakan Riefky, Istana menyampaikan Presiden Joko Widodo ingin bertemu SBY. Tujuannya memberikan klarifikasi atas apa yang dilakukan Kepala Staf Presiden Moeldoko tentang gerakannya mengambilalih Partai Demokrat yang sah.

 

“SBY menilai yang paling tepat untuk mendengarkan penjelasan Presiden Joko Widodo adalah AHY. Dalam pertemuan dengan AHY di Istana Bogor, Joko Widodo didampingi oleh Mensesneg Pratikno menjelaskan dirinya tidak tahu menahu atas sikap Moeldoko,” tuturnya.

 

“Dengan penjelasan ini, diharapkan insan media dan masyarakat luas mengerti duduk persoalan yang sesungguhnya, dan tidak memiliki praduga yang tidak baik terhadap Partai Demokrat. Kalau tidak kami klarifikasi, bisa saja Partai Demokrat dituduh ‘kucing-kucingan’. Jika ada perbedaan pendapat dengan pihak Istana, kami siap dikonfrontir,” tukasnya.

 

×
Berita Terbaru Update