Kusmayadi |
MEMPAWAH NEWS –Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) mengungkapkan kondisi terkini korban D, siswi SMKN 1 Mempawah Timur yang diduga menjadi korban penganiayan. Korban sedang menjalani rawat jalan dalam proses pengobatan dan pemulihan.
“Sampai saat ini, korban masih belum bisa
bicara. Mudah-mudahan proses pengobatan berjalan lancar dan segera membuahkan
hasil positif terhadap kesembuhan korban,” harap Ketua KPAID Kabupaten
Mempawah, Kusmayadi kepada mempawahnews.com, Kamis (12/5/2022) sore.
Kusmayadi mengatakan, pihaknya telah membawa
korban berobat di salah satu psikolog di Kota Pontianak. Dari pemeriksaan
sementara, lanjut Kusmayadi, dokter psikolog menyebut korban D mengalami trauma
berat. Sehingga, proses penyembuhan terhadap korban D membutuhkan penanganan
lebih ekstra.
“Menurut psikolog, korban D mengalami trauma
berat. Bahkan, psikolog harus berkonsultasi dengan tim dan atasannya. Sebab,
mereka mengaku baru kali ini menangani pasien dengan kondisi seperti yang
dialami D,” bebernya.
Kusmayadi berharap dukungan dan peran aktif
keluarga dan orang terdekat korban untuk senantiasa memberikan semangat dan
motivasi agar D tetap kuat dalam proses pemulihan dan kesembuhan mentalnya.
“D sangat membutuhkan dukungan kita semua.
Mudah-mudahan dengan penanganan psikolog ini, korban D bisa segera pulih
seperti sediakala,” harapnya.
Dalam kasus itu, Kusmayadi menegaskan
komitmen KPAID Kabupaten Mempawah untuk melakukan pendampingan baik secara
hukum maupun membantu proses penyembuhan serta pemulihan korban dari trauma
yang dialaminya.
“Kami berkomitmen untuk tetap melanjutkan
pengobatan terhadap korban hingga kondisinya semakin membaik,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Mempawah Timur
yang coba dikonfirmasi mempawahnews.com melalui telepon beberapa waktu lalu
belum berhasil mendapatkan jawaban.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswi SMKN 1 Mempawah Timur inisial D diduga
menjadi korban penganiayaan. Korban mengalami
trauma berat dan terdapat luka lebam ditubuhnya. Didampingi KPAID, kasus
tersebut telah dilaporkan keluarga korban ke Mapolres Mempawah.
Kasus dugaan penganiayaan
terhadap siswi SMKN 1 Mempawah Timur ini sempat viral di media sosial. Salah
satu akun facebook Syarifah Nur Munaziah memposting kronologi kejadian yang
dialami korban D.
Dalam postingannya, Syarifah Nur
Munaziah menceritakan D masuk sekolah pada 19 April lalu dan menginap di asrama
siswa SMKN 1 Mempawah Timur. Namun, selang beberapa hari tepatnya 22 April
rekan asramanya menelpon pihak keluarga dan memberitahukan jika D mengalami
sakit.
“Singkat cerite, di jempotlah same kakak
nye yang paling tue. Pas sampai di asrama sekolah, nengok keadaan die (korban
D) tekejot, macam org gile, tak ingat ape-ape. Tak bise di ajak omong, tak bise
bediri,” cerita Syarifah dalam postingannya itu.
Kemudian, sambung dia, D dibawa pulang
kerumahnya di Desa Purun Kecil menggunakan mobil ambulance. Sepanjang
perjalanan, korban D terlihat linglung tak berbicara.
“Sepanjang jalan, cuma diam dan mate
tejelar teros tak bekedip. Sampai dirumah dimandikan oleh kakaknya dan terlihat
ada luka lebam di kaki kiri dan kanan,” ungkapnya.
Bahkan, masih menurut dia, beberapa hari
di rumah kondisi D masih memprihatinkan. Korban D tak mau makan dan sesekali
kerap berbicara sendiri seperti kebanyakan korban yang mengalami trauma berat.
“Budak (korban D) kadang teceplos bilang
aku kena setrom. Tros die suke nyebotkan kate Norma. Tapi ketika di tanya siapa
Norma, korban tak menjawab lagi. Korban pernah bilang kepalanya kena selamkan
sehingga dirinya takut saat hendak dimandikan,” pungkasnya.
Penulis : Herry
Ardiansyah